MAKALAH
GERAKAN NON BLOK DAN DAMPAKNYA
TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL, EKONOMI DAN POLITIK
NEGARA BERKEMBANG
Diajukan Guna Memenuhi Tugas Mata
Kuliah Perspektif Global yang dibina oleh Bapak
Prof.Dr.M.Sulthon,M.pd dan Fajar Surya Hutama, S.Pd, M.Pd.
Oleh :
Kelompok 9
Kelas A
Ani Riskiana (150210204027)
Halida Nuril Arofah (150210204052)
Rofiatul Isabella (150210204135)
PROGRAM STUDI
S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU
PENDIDIKAN
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JEMBER
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang
sangat sederhana.Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu
acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca .
Makalah
ini membahas tentang gerakan non blok dan
dampaknya terhadap kehidupan sosial,ekonomi dan politik begara berkembang. Untuk lebih
jauh, penulis akan jabarkan di dalam makalah ini.
Harapan kami semoga makalah ini
membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami
dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih
baik.
Makalah ini kami akui masih banyak
kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu
kami harap kan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Jember , 6
Maret 2016
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
A.
Latar Belakang.......................................................................................... 1
B.
Rumusan
Masalah.................................................................................... 2
C.
Tujuan Pembahasan................................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN.................................................................................... 3
A.
Gerakan Non
Blok ................................................................................... 3
1. Sejarah
Gerakan Non Blok................................................................... 3
2.
Tujuan Gerakan Non Blok....................................................................
4
3.
Prinsip Gerakan Non Blok.................................................................... 4
4. Tokoh Pemrakarsa Pendiri GNB.......................................................... 5
5. Kegiatan GNB dan KTT......................................................................... 6
B.
Dampak GNB terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi,dan Politik Negara Berkembang 8
1. Dampak GNB terhadap Kehidupan Ekonomi Negara berkembang...
8
2. Dampak GNB terhadap Kehidupan Sosial Negara berkembang........ 8
3. Dampak GNB terhadap Kehidupan Politik Negara berkembang....... 9
C.
Peran Bangsa
Indonesia dalam GNB........................................................ 9
D.
Upaya
Mengatasi Masalah Negara Berkembang....................................... 10
BAB III
PENUTUP............................................................................................ 12
A. Kesimpulan................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Benih perang dingin mulai tumbuh
pada masa Perang Dunia II (PD II). Keberhasilan pasukan sekutu membebaskan
negara-negara di Eropa dari pendudukan Jerman. tampaknya, Uni Soviet harus
berpacu dengan Sekutu agar memperoleh daerah
pengaruh apabila PD II berakhir. Masalah inilah yang menjadi pemicu keretakan
antar negara-negara Eropa di bawah pengaruh Amerika Serikat dan dibawah
hegemoni Uni Soviet. Ketegangan semakin berkembang setelah Uni Soviet menduduki
negara-negara Baltik seperti Latvia, Estonia, dan Lithuania, yang merupakan
wilayah Polandia.
Meskipun diantara sejarawan belum
mencapai kesepakatan tentang kapan dimulainya perang dingin, namun kebanyakan
berpendapat bahwa pertemuan para pemimpin Sekuti dan Uni Soviet pada bulan
Pebruari 1945 di konferensi Yalta adalah awal dari perang dingin. Perang dingin
adalah istilah yang merujuk pada persaingan yang berkembang setelah PD II, antara negara
kelompok komunis dan nonkomunis. Dalam konteks pengertian tersebut, negara
komunis seperti Uni Soviet beserta
sekutunya disebut Blok Timur dan kelompok
negara demokrasi seperti Amerika Serikat dan aliansinya
disebut Blok Barat. Pergulatan antara dua kelompok itulah yang dinamakan perang
dingin,karena tidak sampai menjadi “perang panas”
dalam skala yang luas. Seorang kolumnis bernama Walter Lipman mempopulerkan
pergulatan itu dengan istilah
Cold War (Perang Dingin) dalam bukunya Cold War.
Perang dingin ditandai oleh sikap
saling ketidakpercayaan, keurigaan dan kesalahpahaman antara Blok Barat dan
Blok Timur. Keadaan tersebut mendorong ketegangan kian bertambah dan menjurus
terjadinya Perang Dunia III. Amerika Serikat dituduh melakukan politik
imperialisme untuk memengaruhi dunia, sementara Uni Soviet dianggap melakukan
perluasan hegemoni atas negara-negara demokrasi melalui ideologi komunis.
Negara yang baru merdeka atau
berkembang khawatir akan situasi seperti ini, untuk itu mereka membentuk suatu
kelompok yang tidak memihak pada Blok Barar maupun Blok Timur yang disebut
dengan Gerakan Non Blok (GNB).Maka dari itu, kami memilih judul “Gerakan Non
Blok dan Dampaknya terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi, dan Politik Negara
berkembang”.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas maka permasalahan yang dirumuskan
adalah sebagai berikut :
1.
Bagaimanakah terjadinya peristiwa GNB?
2.
Bagaimanakah dampak GNB pada negara berkembang
terhadap kehidupan di bidang sosial, ekonomi, dan politik?
3.
Bagaimanakah peran bangsa Indonesia dalam GNB?
4.
Bagaimana upaya mengatasi masalah di negara
berkembang?
C. Tujuan
Pembahasan
Berdasarkan
rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut :
1.
Menjelaskan tentang peristiwa GNB
2.
Menjelaskan dampak dari peristiwa GNB terhadap
kehidupan sosial, ekonomi, dan politik di negara berkembang.
3.
Menjelaskan peran yang dilakukan bangsa
Indonesia dalam peristiwa GNB
4.
menjelaskan upaya mengatasi masalah di negara
berkembang.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Gerakan Non
Blok
1.
Sejarah
Gerakan Non Blok
Konverensi
Asia-Afrika (KAA) di Bandung pada tahun 1955 merupakan proses awal terbentuknya
Gerakan Non-Blok (GNB). KAA diselenggarakan pada tanggal 1824 April 1955 dan
dihadiri oleh 29 kepala negara dan kepala pemerintah dari benua Asia dan Afrika
yang baru saja menapai kemerdekaannya. KAA ditujukan untuk mengidentifikasi dan
medalami masalah-masalah dunia waktu itu dan berupaya untuk menformulasikan
kebijakan bersama negara-negara baru
tersebut pada tataran hubungan internasional.
KAA
menyepakatu “Dasa Sila Bandung”yang dirumuskan sebagai prinsip-prinsip dasar
bagi penyelanggaraan hubungan dan kerjasama antar bangsa-bangsa. Sejak saat itu
proses pendirian GNB semakin mendekati kenyataan, dan dalam proses ini
tokoh-tokoh yang memegang peran kunci sejak awal adalah presiden Mesir Gamal
Abdel Nasser, Presiden Indonesia Soekarno, dan Presiden Yugoslavia Josip Broz
Tito. Kelima tokoh dunia ini kemudian dikenal sebagai pendiri GNB.
GNB
berdiri saat diselenggarakannya konferensi Tingkat Tinggi (KTT) I GNB di
Beograd, Yugoslavia 1-6 September 1961. KTT I GNB dihadiri oleh 25 negara yakni
Afghanistan, Algeria, Yeman, Myanmar, Cambodia, Srilanka, Cango, Cuba, Cyprus,
Mesir, Ethiopia, Ghana, Guinea, India , Indonesia, Iraq, Lebanon, Mali, Maroco,
Nepal, Arab Saudi, Somalia, Sudan, Suriah, Tunisia, Yugoslavia.
Dalam
KTT I tersebut, negara-negara pendiri GNB ini berketepatan untuk mendirikan suatu gerakan dan bukan suatu organisasi untuk
menghindarkan diri dari implikasi birokratik dalam membangun upaya bersama di antara mereka. Pada KTT I juga dijelaskan
bahwa di GNB tidak diarahkan pada suatu saran pasif dalam politik
Internasional, tetapi untuk memformulasikan posisi sendiri secara independen
yang merefleksikan kepentingan negara-negara anggotanya.
GNB
menepati posisi khusus dalam politik luar negeri Indonesia,karena Indonesia sejak awal memiliki peran
sentral dalam pendirian GNB. KAA tahun 1955 yang diselenggarakan di Bandung dan
menghasilkan Dasa Sila Bandung yang menjadi prinsip-prinsip utama GNB,
merupakan bukti peran dan kontribusi penting Indonesia dalam mengawali
pendirian GNB. Secara khusus, Presiden
Soekarno juga diketahui sebagai tokoh penggagas dan pendiri GNB. Indonesia
menilai penting GNB tidak sekedar dari peran yang selama ini dikontribusikan,
tetapi lebih-lebih mengingat prinsip dan tujuan GNB merupakan refleksi dari
perjuangan dan tujuan kebangsaan Indonesi sebagaimana tertuang dalam UUD 1945.
2. Tujuan GNB
Tujuan GNB yaitu
sebagai berikut :
a.
Mengembangkan rasa solidaritas di antara
negara anggota dengan jalan membantu perjuangan negara berkembang dalam
mencapai kebersamaan, kemerdekaan, dan kemakmuran.
b.
Turut serta meredakan ketegangan dunia
akibat perebutan pengaruh Amerika Serikat melawan Uni Soviet dalam perang
dingin.
c.
Berusaha membendung pengaruh negatif
baik blok barat maupun blok timur ke negara-negara anggota GNB.
d.
Berusaha memajukan pembangunan ekonomi,
sosial, budaya, dan politik agar tidak tertinggal dari negara maju.
3.
Prinsip-prinsip
Gerakan Non Blok
Adapun prinsip-prinsip GNB yaitu :
a.
Berpihak terhadap perjuangan anti
kolonialisme;
b.
Menolak untuk ikut serta dalam berbagai
aliansi militer;
c.
Menolak aliansi bilateral terhadap
negara berkekuatan suore (super power country);
d.
Tidak memihak terhadap blok barat maupun
blok timur;
e.
Menolak pembangunan pangkalan militer
oleh negara adidaya di wilayahnya masing-masing.
Pelaksanaan
KAA I Bandung dipandang sebagai pendahulu untuk berdirinya GNB. Konferensi itu
telah mampu menghasilkan prinsip-prinsip Perdamaian dalam bentuk kerjasama
internasional, kebebasan atau kemerdekaan, serta hubungan antar bangsa dan
negara yang diperlukan untuk kesejahteraan hidup manusia.
GNB
didirikan berdasarkan prinsip-prinsip dasar Dasa Sila Bandung. Substansi Dasa
Sila Bandung berisi tentang “pernyataan mengenai dukungan bagi kedamaian dan
kerjasama dunia”. Dasa Sila Bandung memasukkan prinsip-prinsip dalam piagam PBB
dan prinsip Nehru, yaitu sebagai berikut:
a.
Menghormati hak-hak dasar manusia (HAM)
dan tujuan serta asas-asas dalam piagam PBB.
b.
Menghargai kedaulatan dan integritas
territorial semua bangsa.
c.
Mengakui persamaan ras dan semua suku
bangsa.
d.
Tidak melakukan intervensi atau campur
tangan masalah pribadi negara lain.
e.
Menghormati hak setiap bangsa untuk
mempertahankan diri secara individual atau kolektif sesuai dengan piagam PBB.
f.
Tidak menggunakan peraturan diri
pertahanan kolektif untuk bertidak dalam kepentingan salah satu negara besar.
g.
Tidak melakukan tekanan terhadap orang lain.
h.
Tidak melakukan tindakan atau ancaman
agresi atau penggunaan kekerasan terhadap integritas territorial atas
kemerdekaan politik suatu Negara.
i.
Menyelesaikan segala konflik
internasional dengan jalan damai, seperti perundingan, persetujuan, arbitrase
atau penyelesaian hukum dengan cara damai lain menurut pilihan pihak-pihak yang
bersangkutan sesuai dengan piagam PBB.
j.
Memajukan kepentingan bersama dengan
kerjasama Internasional.
k.
Menghormati hukum dan
kewajiban-kewajiban Internasional.
4.
Tokoh
Pemrakarsa Pendiri GNB
Tokoh
yang dianggap sebagai pendiri GNB lebih dikenal dengan The Initiative Of Five yaitu:
a.
Presiden Soekarno (Indonesia);
b.
Presiden Yosep Broz Tito (Yugoslavia);
c.
Presiden Gamal Abdul Nasser (Mesir);
d.
Perdana Mentri Pandit Jawaharlal Nehru
(India); dan
e.
Perdana Menteri Kwame Nkrumah (Ghana).
5. Kegiatan GNB dan KTT
Kegiatan GNB dan KTT yaitu :
a.
KTT I GNB (1-6 September 1961) di
Beograd, Yugoslavia, pelaksanaan KTT I ini didorong oleh keadaan krisis Kuba.
Konferensi ini dihadiri oleh 25 negara dan menghasilkan deklarasi Beograd yang
intinya menyerukan untuk menghentikan perang dingin dan mendamaikan antara
Amerika Serikat dan Uni Soviet. Keputusan KTT I GNB melalui Presiden Soekarno
dan Presiden Menibo Keita (Mali) disampaikan kepada Presiden F.Kennedy (Amerika
Serikat) sedangkan PM Nehru (India) dan Presiden Kuame Nkrumah (Ghana)
menyampaikan kepada PM Kruschev (Perdana Menteri Uni Soviet).
b.
KTT II GNB (5-10 Oktober 1964) di Kairo,
Mesir. Pada KTT II GNB ini diikuti oleh 47 negara serta 10 peninjau lainnya
antara lain sekretaris jendral organisasi persatuan Afrika dan Liga Arab. Masalah
perkembangan dan masalah ekonomi juga mendapat perhatian pada KTT II GNB.
c.
KTT III GNB (8-10 September 1970) di
Lusaka, Zambia. Negara peserta yang hadir adalah 53 negara. Hasil terpenting
KTT kali ini adalah perlunya upaya meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran
negara berkembang.
d.
KTT IV GNB (5-9 September 1973) di
Algiers, Aljazair. KTT IV GNB ini membahas tentang peningkatan kerjasama dan
saling pengertian antara negara-negara yang sedang berkembang serta berusaha
meredakan ketegangan di Timur Tengah pergolakkan di Rhodesia, dan bagian-bagian
afrika lainnya.
e.
KTT V GNB (16-19 September 1976) di
Kolombo, Srilanka pada KTT V GNB ini membahas tentang penyelamatan dunia dari
ancaman perang nuklir dan berusaha memajukan negara-negara non blok.
f.
KTT VI GNB (3-9 September 1979) di
Havana, Kuba. KTT ini bertujuan untuk memperjuangkan bantuan ekonomi bagi
negara-negara non blok dan menggiatkan perang PBB dalam tata ekonomi dunia
baru.
g.
KTT VII GNB (7-12 Maret 1983) di New
Delhi, India. KTT ini menghasilkan seruan dilaksanaknnya demokrasi tahta
ekonomi yakni dihapuskan proteksonisme oleh negara maju.
h.
KTT VIII GNB (1-6 September 1968) di
Harane, Zimbabwe. KTT kali ini menghasilkan seruan dihapuskannya politik
Apartheid di Afrika Selatan serta membahas sengketa Irak Iran.
i.
KTT IX GNB (1-6 September 1989) di
Beograd, Yugoslavia. KTT yang dihadiri oleh 102 negara ini berhasil membahas
kerjasama Selatan-selatan (antar negara berkembang).
j.
KTT X GNB (1-6 September 1992) di
Jakarta, Indonesia. KTT yang dihadiri oleh 108 negara ini berhasil merumuskan
“Pesan Jakarta” (Jakarta Messege) antara lain berhasil menggalang kerjasama
Selatan-Selatan dan Utara Selatan.
k.
KTT XI GNB (16-22 Oktober 1995) di
Cartagena, Kolombia. KTT ini dihadiri oleh 113 negara yang bertujuan
memperjuangkan demokratisasi di PBB.
l.
KTT XII GNB (1-6 September 1998) di
Durban, Afrika Selatan. KTT XII GNB ini dihadiri oleh 113 negara yang bertujuan
memperjuangkan demokratisasi di dalam hubungan Internasional.
m.
KTT XIII GNB (20-25 Pebruari 2003) di
Kuala Lumpur, Malaysia. Resolusi KTT GNB Kuala Lumpur antara lain berisi
penolakan tiga negara Iran, Irak, dan Korea Utara, atas sebutan sebagai proses
kejahatan oleh Washington.
n.
KTT XIV (11-16 September 2006) di
Havana, Kuba. Menghasilkan deklarasi yang mengutuk serangan Israel atas
Lebanon, mendukung program nuklir Iran, mengkritik kebijakan Negara Amerika
Serikat, dan menyerukan kepada PBB agar lebih berpihak kepada negara kecil dan
brkembang.
o.
KTT GNB XV (11-16 Juli 2009) di Sharm
El-Sheikh, Mesir. Menghadirkan sebuah final dokumen yang merupakan sikap,
pandangan dan posisi GNB tentang semua isu dan permasalahan Internasional
dewasa ini. KTT ini menegaskan oerhatian GNB atas krisis ekonomi dan moneter
global, perlunya komunitas Internasional kembali pada komitmen menjunjung
prinsip-prinsip pada piagam PBB, hukum Internasional, peningkatan kerjasama
antar negara maju dan berkembang untuk mengatasi berbagai krisis.
p.
KTT GNB
XVI berakhir pada 31 Agustus 2012 dan menghasilkan berbagai kesepakatan
dalam sebuah deklarasi final, diantaranya : dukungan terhadap program nuklir
sipil Iran, penolakan sanksi sepihak Amerika Serikat anti Iran, dukungan
terhadap perjuangan bangsa Palestina, memerangi Islamphobia, rasisme, dan
permusuhan senjata nuklir.
B. Dampak GNB terhadap Kehidupan
Sosial, Ekonomi, dan Politik Negara Berkembang
Dalam KTT GNB mencari perdamaian yang berkelanjutan melalui
pemerintah global dan mewujudkan adanya rasa optimisme bahwa GNB dapat
memainkan peran yang sangat penting dalam mempromosikan perdamaian dan
stabilitas. Pentingnya GNB terletak pada kenyataan bahwa GNB merupakan gerakan
Internasional terbesar kedua, setelah Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB)
1.
Dampak
GNB terhadap Kehidupan Sosial Negara Berkembang
GNB dapat mewujudkan eratnya hubungan kerjasama antara
negara satu dengan negara yang lain. GNB juga berupaya untuk melestarikan
lingkungan hidup, yaitu mengurangi pencemaran terhadap air, udara dan tanah dan
perusakan hutan. Sehingga meningkatkan kesejahteraan bagi negara berkembang.
2.
Dampak
GNB terhadap Kehidupan Ekonomi Negara Berkembang
Kerjasama
antara anggota-anggota GNB dapat memiliki dampak positif pada situasi ekonomi
dunia. Dengan menciptakan tata hubungan ekonomi Internasional yang masih seimbang,
dan memperluas partisipasi negara-negara berkembang dalam proses pengambilan
keputusan mengenai masalah-masalah ekonomi dunia. GNB membuat negara-negara
anggota Non-Blok berjalan lancar tanpa hambatan. Jadi GNB ini meningkatkan
program kearah tata ekonomi dunia.
3.
Dampak
GNB terhadap Kehidupan Politik Negara Berkembang
KTT
GNB I mencetuskan prinsip politik bersama, yaitu bahwa politik berdasarkan
koeksistensi damai, bebas blok, tidak menjadi anggota pasukan militer dan
bercita-cita melenyapkan kolonialisme dalam segala bentuk dan manifestasi. GNB
juga membantu Afrika Selatan dalam menghapus politik Apartheid.
C. Peran Indonesia dalam GNB
Indonesia
sangat berperan penting dalam GNB, beberapa peran penting yang dilakukan
Indonesia adalah sebagai berikut:
1.
Presiden Soekarno adalah satu dari lima
pemimpin dunia yang mendirikan GNB;
2.
Indonesia menjadi pemimpin GNB pada
tahun 1991. Saat itu, Presiden Soeharto terpilih menjadi ketua GNB. Sebagai
pemimpin GNB, Indonesia sukses menggelar KTT X GNB di Jakarta;
3.
Indonesia juga berperan penting dalam
meredakan ketegangan di kawasan bekas Yugoslavia pada tahun 1991.
GNB
mempunyai arti yang khusus bagi bangsa Indonesia yang dapat dikatakan lahir
sebagai negara netral yang tidak memihak. Hal tersebut tercermin dalam
pembukaan UUD 1945 yang menyatakan bahwa “kemerdekaan adalah hak segala bangsa,
dan oleh sebab itu maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak
sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”.
Selain
itu, diamanatkan pula bahwa Indonesia ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial. Sesuai dengan politik luar
negeri yang bebas aktif, Indonesia memilih untuk menentukan jalannya sendiri
dalam upaya membantu tercapainya perdamaian dunia dengan mengadakan
persahabatan dengan seluruh bangsa.
Sebagai
implementasi dari politik luar negeri yang bebas aktif itu, selain sebagai
salah satu negara pendiri GNB, Indonesia juga senantiasa setia dan komitmen
pada prinsip-prinsip dan aspirasi GNB. Pada masa itu, Indonesia telah berhasil
membawa GNB untuk mampu menentukan arah dan secara dinamis menyesuaikan diri
pada setiap perubahan yang terjadi.
D. Upaya Mengatasi Masalah pada Negara Berkembang
Meskipun
negara-negara anggota GNB sendiri berupaya memegang teguh prinsip-prinsip dan
cita-cita yang dianut oleh GNB sebagaimana tertuang dalam Dasa Sila Bandung,
namun bukan berarti bahwa selama ini tidak ada masalah-masalah internal dalam
GNB.Masalah-masalah yang menonjol adalah adanya berbagai perselisihan yang
terjadi diantara negara-negara anggota GNB sendiri. Perselisihan itu, selain
mengganggu suasana kerjasama internal GNB, adakalanya menghambat jalannya
sidang-sidang GNB. Disadari pula adanya kesulitan dalam mencapai kesepakatan
untuk hal-hal tertentu yang disebabkan oleh penerapan prinsip konsensus secar
kaku.
Visi GNB
untuk berperan dalam mendorong dunia yang lebih damai, stabil dan makmur
sebagaimana telah ditetapkan di Bali. Peran GNB dalam menciptakan tata kelola
global yang efektif dalam menciptakan perdamaian dan keamanan dunia.
GNB harus
mendukung peran dan kapasitas Dewan Keamanan PBB dalam menyelesaikan konflik,
menciptakan perdamaian dan mencegah potensi konflik. GNB harus dapat mendorong
terbangunnya institusi demokrasi, kebebasan, perdamaian, moderasi serta
kemakmuran dapat berjalan dan tumbuh berkembang secara bersama.
Pentingnya
GNB untuk membangun institusi demokrasi yang memungkinkan dibangunnya
pembangunan politik yang sesuai dengan aspirasi dan kehendak rakyat. Pembangunan
global harus adil, tidak boleh ada satu negarapun yang tertinggal. Kemakmuran
harus menjadi milik semua negara dan masyarakat di seluruh penjuru dunia.
Dalam
bidang ekonomi, selama menjadi ketua GNB, Indonesia juga secara konsisten telah
mengupayakan pemecahan masalah hutang luar negeri negara-negara miskin dan
pembangunan mengenai penyelesaian hutang luar negeri.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. KAA
menyepakatu “Dasa Sila Bandung”yang dirumuskan sebagai prinsip-prinsip dasar
bagi penyelanggaraan hubungan dan kerjasama antar bangsa-bangsa. Sejak saat itu
proses pendirian GNB semakin mendekati kenyataan, dan dalam proses ini
tokoh-tokoh yang memegang peran kunci sejak awal adalah presiden Mesir Gamal
Abdel Nasser, Presiden Indonesia Soekarno, dan Presiden Yugoslavia Josip Broz
Tito. Kelima tokoh dunia ini kemudian dikenal sebagai pendiri GNB.
2.
Dampak Gerakan
Non-Blok Terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi, dan Politik Negara Berkembang :
a.
Meningkatkan
kesejahteraan bagi negara berkembang.
b.
Meningkatkan
program kearah tata ekonomi dunia.
c.
Membantu
Afrika Selatan dalam menghapus politik Aparthied.
3. Indonesia
sangat berperan penting dalam GNB, beberapa peran penting yang dilakukan Indonesia
adalah sebagai berikut:
a.
Presiden Soekarno adalah satu dari lima
pemimpin dunia yang mendirikan GNB;
b.
Indonesia menjadi pemimpin GNB pada
tahun 1991. Saat itu, Presiden Soeharto terpilih menjadi ketua GNB. Sebagai
pemimpin GNB, Indonesia sukses mengglar KTT X GNB di Jakarta;
c.
Indonesia juga berperan penting dalam
meredakan ketegangan di kawasan bekas Yugoslavia pada tahun 1991.
4. Dalam bidang ekonomi, selama menjadi ketua GNB, Indonesia
juga secara konsisten telah mengupayakan pemecahan masalah hutang luar negeri
negara-negara miskin dan pembangunan mengenai penyelesaian hutang luar negeri.
DAFTAR PUSTAKA
Mustopo,
M. Habib, dkk.2007.Sejarah.Jakarta:Yudhistira.
Mustopo,
M. Habib, dkk.2011.Sejarah 3.Jakarta:Yudhistira.
Riskiani,L.I.2013.Prespektif
Global-GNB. (http://eazt-widhianien.blogspot.com/2014/02/perspektif-global-gnb.html). Diakses
pada tanggal 5 Maret 2016.
Kementrian,Luar Negeri.2014. KTT NON-BLOK(GNB). (http://www.kemlu.go.id/Pages/IFPDisplay.aspx?Name=MultilateralCooperation&IDP=3&P=Multilateral&l=id). Diakses
pada tanggal 5 Maret 2016.
Respati,Dian.2013.GERAKAN NON BLOK. (http://ssbelajar.blogspot.com/2015/01/gerakan-non-blok.html). Diakses
pada tanggal 5 Maret 2016.
Thpardede.2013.Gerakan Non Blok
Dan Indonesia(1). (https://thpardede.wordpress.com/2013/07/28/gebrakan-non-blok-dan-indonesia-1/). Diakses
pada tanggal 5 Maret 2016.
Shadily, Hasan.2014.KTT Non-Blok. (http://id.wikipedia.org/wiki/KTT_Non-Blok). Diakses
pada tanggal 5 Maret 2016.
izin save thnks
BalasHapusIzin save makasih
BalasHapus